Minggu, 16 Desember 2012

Sejarah Agama Hindu


Pada zaman kuno India disebut oleh penduduknya dengan sebutan Jambudwipa (benua pohon jambu), ada juga yag menyebutnya Bharatwarsa (tanah keturunan Bharata). Nama India sendiri diambil dari nama sungai Sindbu (sungai yang mengairi daerah barat India). Bangsa Persia menyebut nama sungai itu Sungai Hindu. Kemudian nama itu diambil alih oleh orang Yunani yang menjadikan nama itu terkenal di dunia Barat. Pada akhirnya nama itu diambil alih oleh pemerintah India sekarang ini. Jadi, penamaan agama ini memiliki kaitan erat dengan nama sungai Sindbu/Hindu/Indus yang juga terkenal dengan sebutan peradaban Sungai Indus.
          Ada yang mengatakan India adalah negeri yang serba ganda. Ganda suku bangsa, budaya, kepercayaan dan agama. Jadi karena keserbagandaan ini dalahttp://sejarah.kompasiana.com/2011/06/14/sejarah-agama-hindu/m mempelajari agama Hindu ini rasanya agak sulit sekali. Dan sebagai penulis saya akan mencoba dengan berhati-hati dalam menelusuri dan mengintip sejarah agama Hindu.
          Agama Hindu berkembang sejak 1500 SM, bersamaan dengan masuknya bangsa Arya ke India Utara yang mula-mula menduduki daerah sungai Indus, seiring dengan berjalannya waktu kemudian mereka bercampur dengan penduduk asli India yaitu bangsa Dravida. Bangsa Dravida tersebar diseluruh India. Agama Hindu timbul dari dua arus utama yang membentuknya, yaitu agama bangsa Dravida dan agama bangsa Arya. Kedua bangsa ini memiliki peradaban. Oleh karena itu saya akan menuliskannya lebih rinci sebagai berikut:
a.    Peradaban Dravida
Dari penggalian tanah Mohenjo-daro dan Harappa dapat diketahui bahwa bangsa Dravida adalah bangsa yang sudah memiliki peradaban yang tinggi. Penggalian taah itu menunjukkan bahwa:
1.     Sebelum datangnya bangsa Arya ke India, bangsa Dravida sudah memiliki kota-kota besar yang dibangun sesuai rencana dengan jalan-jalan besar yang membujur dari utara ke selatan, untuk memperlancar lalu lintas dari utara ke selatan.
2.    Mereka sudah bisa membuat kapal-kapal yang digunakan untuk berdagang dengan bangsa-bangsa lain.
3.    Mereka sudah mengenal dunia beercocok tanam dan mereka hidup dari pertanian dengan cinta damai.
4.    Masyarakatnya bersifat matriarkat dan tidak mengenal kasta-kasta.
5.    Agamanya, mereka memuja seorang dewi tertinggi yang dinggap sebagai ibu-alam. Selain itu mereka juga memuja binatang-binatang, seperti: ular, lembu, dll.
b.    Peradaban Arya
Bangsa Arya India seketurunan dengan bangsa Persia, Yunani, Rum, dan Jerman. Pada tahun 2000 SM bangsa ini memasuki India, dan pada tahun 1500 SM menduduki Punjab (daerah lima sungai), mereka mendapatkan perlawanan dari bangsa Dravida yang mereka namakan sebagai Anasa (tidak berhidung/ pesek), Vanara (monyet) atau Dasyu (budak) yang menempati pur/ benteng. Kemudian bangsa Arya menaklukkan Doab (daerah dua sungai) yaitu Gangga dan Yamuna.
Dibandingkan dengan bangsa Dravida, bangsa Arya belum dapat dikatakan tinggi peradabannya. Bangsa Arya adalah bangsa peternak. Setelah mereka menetap di India, mereka belajar bercocok tanam dari bangsa Dravida sehingga lambat laun mereka menjadi petani. Mereka juga adalah bangsa yang pandai berperang. Hal ini disebabkan karena kehidupan mereka yang suka mengembara.
Perkembangan Agama Hindu di India
       Dari kitab-kitab suci Weda mereka, dapat diketahui perkembangan agama Hindu menurut corak dan pandangan hidupnya, yang dibedakan menjadi beberapa zaman, yaitu: zaman Weda, Brahmana, Upanishad, dan Tantrayana.
A.   Zaman Weda
Zaman ini dimulai sejak masuknya bangsa Arya kira-kira 5000 tahun yang lalu, didaerah hulu sungai Sindhu yang terkenal dengan nama Punjab (lima sungai). Mula-mula mereka adalah bangsa pengembara. Dari tempat terakhir mereka di Asia Tengah, sebagian dari mereka masuk dan menetap di dataran tinggi Iran, dan sebagian lagi di Punjab. Pada zaman ini sepanjang lembah sungai Indus sudah terdapat peradaban tinggi bangsa Dravida yang berpusat di kota-kota yang diperkuat dengan benteng antara lain Mohenjo-daro dan Harappa.
          Seperti yang telah saya jelaskan diatas sebelumnya, kedatangan bangsa Arya ke India datangnya secara bergelombang, dimana setelah daerah Punjab sudah tidak mencukupi, mereka mulai menyebar ke arah tenggara, memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna yang disebut Doab (daerah dua sungai). Di daerah Doab mereka mulai bercampur dengan penduduk asli sehingga muncullah kebudayaan Hindu.
          Pada zaman ini, manusia menyembah Brahman, Sang Hyang Widhi, dalam manifestasinya sebagai Dewa-dewa, untuk memohon anugerah keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan. Menurut mereka, pemujaan terhadap Dewa-dewa sebagai manifestasi Brahman itu dilakukan bukan karena rasa takut, tetapi benar-benar karena rasa hormat dan bhakti yang setulus-tulusnya.
B.    Zaman Brahmana
          Zaman ini berada Kira-kira tahun 1000 SM-750 SM. Pada zaman ini para imam (Brahmana) sangat berkuasa dan membuat kitab-kitab yang berlainan sekali sifatnya dibandingkan dengan kitab Weda Samhita. Pada zaman ini penyesuaian diri dengan peradaban India kuno sudah lebih maju, sehingga timbul jiwa baru.
          Brahmana adalah kitab suci yang menguraikan masalah yajna (sesaji)  dan upacara-upacaranya, yang meliputi arti sesaji serta tenaga gaib apa yang tersimpul dalam upacaranya dan sebagainya. Jadi, pada zaman ini, keagamaan berpusat kepada yajna (sesajian) dan upacara-upacaranya.
C.    Zaman Upanishad
          Kira-kira tahun 750 SM-500 SM. Kata Upanishad berarti duduk dibawah dekat guru, untuk mendengarkan Upaseda (ajaran) mengenai Brahman, samsara, swarga-neraka dan moksa. Upadesa dari sang guru mengandung ajaran-ajaran yang bersifat ilmiah, dan karena itu Upanishad merupakan ilmu pengetahuan suci (jnana) yang dapat membuka mata hati pembacanya dalam membuka misteri kehidupan alam semesta ini. Pada zaman ini pemikiran secara falsafah mulai berkembang. Pusat peradaban berpindah dari Punjab ke Lembah Gangga.
          Kegiata keagamaan pada zaman ini lebih ditekankan kepada ajaran filsafat tentang Brahman dan segala ciptaan-Nya.
D.   Zaman Tantrayana
          Tantrayana mulai tumbuh dan berkembang bersamaan dengan purana kira-kira 600 SM, walaupun akar Tantrisme itu sendiri sudah terdapat didalam kitab Rigweda. Dalam Tantrayana aspek yang paling dominan adalah konsep theologinya yang melihat dari segi peranan Sakti. Manusia mendambakan kesaktian yang ada pada Sang Hyang Widhi dan berharap supaya kesaktian-Nya itu diberikan kepada manusia sehingga dengan demikian dapat memiliki apa yang ada pada Brahman itu.
          Dalam sejarah agama Hindu, Tantrayana sebagai salah satu sekte agama Hindu, menempati kedudukan yang amat penting, terutama jika dihubungkan dengan pembagian masa alam semesta, yaitu Yuga, yang masa sekarag ini termasuk Kali Yuga.
          Tantrayana berorientasi kepada Siwa dan karena itu sekte ini dikenal pula sebagai sekte Siwa.
|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sponsors : Best Themes | New WP Themes | Best Blogger Themes
Copyright © 2013. HINDUISME - All Rights Reserved
Template Design by Shihara | Published by New Blog Themes
Powered by Blogger
New Blogger Themes New Blogger Themes